Brand Kena Plagiat? Atasi dengan 3 Strategi KFC, Malah Jadi Untung!
9 min to read
Apakah Anda pernah mengalami momen yang mengejutkan ketika merek yang Anda cintai tiba-tiba terkena kasus plagiat? Ketika segala upaya keras dan kreasi brilian Anda dicuri dengan tanpa ampun oleh kompetitor yang kurang kreatif?
Situasi seperti ini dapat memicu rasa putus asa dan kekecewaan yang besar, tetapi jangan biarkan diri Anda terjebak dalam perasaan negatif. Di dalam dunia pemasaran yang penuh persaingan ini, ada strategi mengejutkan yang dapat Anda pelajari dari salah satu ikon merek global terbesar, yaitu Kentucky Fried Chicken (KFC). Mereka telah membuktikan bahwa serangan plagiat dapat diubah menjadi peluang emas yang tak terduga.
Dalam artikel ini, kami akan membagikan kisah inspiratif mereka dan strategi yang mereka terapkan, agar Anda juga dapat mengatasi situasi serupa dan menjadikannya sebagai langkah maju yang luar biasa bagi merek Anda. Berikut pembahasan lengkap mengenai cara mengatasi plagiat dengan strategi milik brand KFC.
Baca Juga:
- 10+ Strategi Pemasaran KFC Untuk Bersaing Dengan McDonald’s Di Industri Fast Food
- Pahami Marketing Mix 7P KFC, Strategi Jitu untuk Lebih Maju dalam Bisnis
Sejarah Singkat KFC
Sejarah KFC, singkatan dari Kentucky Fried Chicken, dimulai pada tahun 1930-an di Corbin, Kentucky, Amerika Serikat, dengan sosok legendaris yang dikenal sebagai “Colonel” Harland Sanders. Pada awalnya, Sanders adalah seorang pebisnis kecil yang mengoperasikan stasiun bensin dengan restoran kecil yang menyajikan hidangan ayam goreng.
Pada tahun 1952, setelah menerima pujian yang tinggi atas resep ayam goreng khasnya, Sanders membuka sebuah restoran yang lebih besar di Salt Lake City, Utah. Ia menerapkan metode memasak yang cepat dengan menggunakan tekanan tinggi untuk menghasilkan ayam yang renyah di luar dan tetap lembut di dalam. Inovasi ini memberikan cita rasa yang tak tertandingi bagi para pelanggannya.
Kelezatan ayam goreng Sanders dengan cepat mendapatkan popularitas di seluruh Amerika Serikat, dan pada tahun 1955, dia memperkenalkan sistem waralaba untuk memperluas jaringan bisnisnya. Para pengusaha lokal diberi kesempatan untuk membuka restoran KFC dengan membeli hak waralaba dan mengikuti resep rahasia yang diwariskan oleh Colonel Sanders.
Seiring berjalannya waktu, bisnis KFC semakin berkembang secara nasional maupun internasional. KFC menjadi ikon global dan merek waralaba makanan terkenal dengan lebih dari 23.000 restoran yang tersebar di lebih dari 140 negara. Makanan khasnya, ayam goreng dengan rempah-rempah rahasia “11 Herbs and Spices,” menjadi ciri khas tak tertandingi dan menjadi daya tarik utama bagi penggemarnya di seluruh dunia.
Pada tahun 1964, Colonel Sanders menjual bisnisnya ke perusahaan yang kemudian menjadi Yum! Brands, sebuah perusahaan makanan yang memiliki portofolio merek yang terkenal seperti Pizza Hut, Taco Bell, dan KFC. Meskipun Colonel Sanders wafat pada tahun 1980, warisan dan visinya dalam menciptakan makanan lezat tetap menjadi landasan kuat bagi KFC hingga saat ini.
Strategi KFC Mengatasi Plagiat
Setelah mengetahui sejarah singkat dari KFC, berikut ini kami akan memaparkan strategi KFC dalam mengetasi Plagiat merek mereka. Berikut pembahasannya:
1. Tetap Menonjolkan Jati Diri
Strategi pertama yang digunakan oleh KFC untuk mengatasi plagiat adalah dengan tetap menonjolkan jati diri mereka. KFC menyadari bahwa identitas merek mereka yang kuat adalah aset yang tak ternilai, dan mereka fokus pada mempertahankan dan menguatkan jati diri unik mereka.
Ketika dihadapkan pada kasus plagiat, KFC tidak terburu-buru untuk mengubah atau menyamarkan elemen kunci dari merek mereka. Sebaliknya, mereka memilih untuk memperkuat elemen khas yang membedakan merek KFC dari pesaing lainnya. Ini termasuk logo khas KFC, perpaduan bumbu rahasia yang terkenal, dan pengalaman makan yang unik.
Dalam upaya mempertahankan jati diri mereka, KFC memastikan bahwa elemen-elemen ini tetap konsisten dan diperkuat dalam semua kampanye pemasaran mereka. Mereka tidak hanya berfokus pada mencegah plagiat, tetapi juga pada membangun citra merek yang kuat, sehingga plagiat tidak dapat menggoyahkan posisi KFC di pasar.
Dengan strategi ini, KFC memberikan pesan yang jelas kepada konsumen dan pesaing bahwa mereka adalah merek yang berbeda dan tak tergantikan. Mereka memperkuat pengakuan merek mereka dan memastikan bahwa pelanggan mereka dapat dengan mudah mengidentifikasi dan membedakan produk KFC dari produk yang meniru atau plagiat.
Dalam menghadapi kasus plagiat, strategi “Tetap Menonjolkan Jati Diri” ini membantu KFC untuk menjaga keunikan merek mereka, membangun kembali reputasi mereka, dan mempertahankan kepercayaan konsumen. Dengan memegang teguh identitas merek mereka, KFC berhasil menghadapi tantangan plagiat dan bahkan mengubah situasi yang merugikan menjadi peluang untuk lebih menguatkan posisi mereka di pasar.
2. Terus Melakukan Inovasi
Strategi kedua yang digunakan oleh KFC untuk mengatasi plagiat adalah dengan terus melakukan inovasi. KFC menyadari bahwa salah satu cara terbaik untuk menjaga daya tarik merek mereka dan menghadapi plagiat adalah dengan terus mengembangkan ide-ide baru dan kreatif dalam pemasaran mereka.
Ketika dihadapkan pada kasus plagiat, KFC tidak hanya fokus pada menghadapi pelanggaran hak kekayaan intelektual mereka, tetapi juga pada menciptakan sesuatu yang baru dan menarik bagi konsumen mereka. Mereka berinvestasi dalam riset dan pengembangan, mencari cara untuk menghadirkan produk dan kampanye pemasaran yang inovatif.
Dalam menghadapi plagiat, KFC menggunakan inovasi sebagai senjata untuk mempertahankan keunggulan kompetitif mereka. Mereka terus menciptakan menu baru dengan rasa yang unik, menghadirkan promosi menarik, dan menggunakan pendekatan pemasaran yang kreatif. Ini tidak hanya membuat merek mereka tetap segar dan relevan, tetapi juga membingkai KFC sebagai pemimpin industri yang selalu berada di garis depan inovasi.
Selain itu, dengan terus melakukan inovasi, KFC juga menciptakan pengalaman yang unik bagi konsumen mereka. Mereka menggabungkan teknologi, tren sosial, dan kebutuhan konsumen untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan dan berkesan. Hal ini tidak hanya membuat konsumen tetap terikat dengan merek KFC, tetapi juga membuat plagiat sulit meniru pengalaman yang unik tersebut.
Dalam menghadapi kasus plagiat, strategi “Terus Melakukan Inovasi” ini membantu KFC untuk mempertahankan daya tarik merek mereka dan menghadapi persaingan. Mereka tetap berada di garis depan dalam hal produk, kampanye pemasaran, dan pengalaman konsumen. Dengan terus melakukan inovasi, KFC tidak hanya mengatasi plagiat, tetapi juga memperkuat posisi mereka sebagai pemimpin industri dan memperluas pangsa pasar mereka.
3. Terus Melakukan Adaptasi
Strategi ketiga yang digunakan oleh KFC untuk mengatasi plagiat adalah dengan melakukan adaptasi produk sesuai dengan masyarakat lokal. KFC menyadari pentingnya memahami preferensi dan budaya konsumen di setiap pasar tempat mereka beroperasi. Dalam menghadapi kasus plagiat, mereka mengambil langkah-langkah untuk mengadaptasi produk mereka agar lebih sesuai dengan selera dan kebiasaan masyarakat setempat.
Ketika KFC menemukan kasus plagiat, mereka tidak hanya terfokus pada tindakan hukum semata, tetapi juga menggunakan kesempatan ini untuk lebih memahami pasar lokal dan meningkatkan relevansi produk mereka. Mereka melakukan penelitian menyeluruh tentang preferensi makanan, bahan-bahan lokal, dan budaya kuliner di wilayah yang terkena plagiat.
Setelah mendapatkan wawasan yang lebih dalam, KFC melakukan adaptasi pada menu mereka untuk menciptakan varian produk yang lebih sesuai dengan selera masyarakat lokal. Mereka menggabungkan elemen-elemen lokal yang populer ke dalam menu mereka, memperkenalkan bumbu dan rasa yang khas dari daerah tersebut. Dengan cara ini, KFC mampu menawarkan pengalaman makan yang lebih relevan dan autentik bagi konsumen lokal.
Selain adaptasi menu, KFC juga dapat melakukan adaptasi dalam hal strategi pemasaran. Mereka memanfaatkan elemen budaya dan nilai-nilai lokal dalam kampanye pemasaran mereka, sehingga dapat terhubung secara emosional dengan konsumen setempat. Dengan beradaptasi, KFC mampu memperkuat ikatan dengan konsumen lokal dan membedakan diri dari pesaing yang hanya meniru merek mereka tanpa memperhatikan preferensi lokal.
Melalui strategi adaptasi ini, KFC dapat mengatasi plagiat dengan cara yang lebih konstruktif dan mengubah situasi yang merugikan menjadi peluang untuk memperluas basis konsumen mereka. Dengan menyesuaikan produk dan strategi mereka dengan masyarakat lokal, KFC memperlihatkan komitmen mereka untuk memberikan pengalaman makan yang berbeda dan relevan di setiap pasar.
4. Jadikan Konten Iklan
Strategi terakhir dan paling unik yang digunakan oleh KFC untuk mengatasi plagiat adalah dengan menjadikan kasus-kasus plagiat dari merek mereka sebagai konten iklan yang menonjolkan merek mereka. KFC mengambil pendekatan yang cerdas dan kreatif dengan memanfaatkan kasus plagiat sebagai alat untuk memperkuat citra merek mereka.
Sebaliknya menutupi atau menghindari kasus plagiat, KFC memutuskan untuk menghadapinya secara langsung dan dengan sikap yang positif. Mereka menggunakan kejadian tersebut sebagai bahan untuk membuat iklan yang menarik dan menghibur, sehingga menciptakan perhatian publik yang lebih besar terhadap merek mereka.
Dalam konten iklan tersebut, KFC dapat menggunakan humor, ironi, atau bahkan memasukkan pesan yang mengedukasi tentang pentingnya menghormati hak kekayaan intelektual. Mereka menciptakan narasi yang cerdas dan menonjolkan bagaimana KFC dapat tetap menjadi yang terbaik meskipun menghadapi kasus plagiat.
Dengan pendekatan ini, KFC tidak hanya mengubah situasi plagiat menjadi peluang untuk meningkatkan keuntungan, tetapi juga mengambil kendali atas cerita yang berkembang di sekitar kasus plagiat tersebut. Mereka mengarahkan perhatian publik pada merek mereka sendiri, bukan pada pelaku plagiat.
Dengan strategi “Jadikan Konten Iklan”, KFC membangun citra merek yang kuat, tangguh, dan tak tergoyahkan. Mereka menunjukkan kepada konsumen dan pesaing bahwa mereka dapat menghadapi tantangan dengan kreativitas dan kecerdikan yang membuat merek mereka semakin menarik. Dalam prosesnya, KFC juga dapat mengubah persepsi negatif tentang kasus plagiat menjadi cerita yang menghibur dan menginspirasi.
Melalui pendekatan ini, KFC mampu memperkuat hubungan dengan pelanggan mereka dan menarik perhatian yang lebih besar di pasar. Mereka tidak hanya mengatasi plagiat dengan strategi yang unik, tetapi juga menggunakan kesempatan tersebut untuk memperkuat merek mereka dan membangun keunggulan kompetitif yang lebih besar.
Kesimpulan
Dalam menghadapi plagiat, KFC berhasil mengatasi tantangan dengan strategi yang efektif. Mereka tetap menonjolkan jati diri merek mereka, memperkuat identitas yang khas, dan melindungi hak kekayaan intelektual mereka. Selain itu, KFC mengambil pendekatan yang inovatif dengan menjadikan kasus plagiat sebagai konten iklan yang menonjolkan merek mereka. Mereka tidak hanya berhasil membangun kembali reputasi, tetapi juga mengubah situasi yang merugikan menjadi peluang untuk meningkatkan keuntungan.
Jika Anda ingin melindungi identitas merek Anda dari plagiat dengan menonjolkan identitas unik yang dimilikinya, kami dari Bithour Production siap untuk membantu Anda. Kami adalah jasa agency marketing yang sudah berpengalaman dalam menciptakan berbagai strategi marketing dan juga konten iklan yang kreatif dan juga inovatif.
Dengan tim berpengalaman yang kami miliki, kami akan siap membantu Anda menghadapi berbagai tantangan pemasaran brand Anda dengan solusi cerdas dan konten yang menonjolkan keunikan merek Anda. Untuk itu, jangan ragu untuk menggunakan jasa kami, dengan menghubungi kami melalui link yang ada disini, atau Anda juga dapat mengunjungi website resmi kami di bithourproduction.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang berbagai layanan kami.
Sumber Gambar:
- https://fontsinuse.com/uses/27243/kfc-afc-zfc-outdoor-ad-campaign
- https://www.adweek.com/creativity/colonel-sanders-is-the-godfather-of-chicken-town-in-kfc-u-k-s-ominous-new-ad/
- https://www.distractify.com/p/was-colonel-sanders-real