Strategi Marketing Di Balik Tawaran Kasir “Tebus Murahnya Kak?”

Strategi Marketing Di Balik Tawaran Kasir “Tebus Murahnya Kak?”

Jul-17-2023

Hani Subakti

Apakah Anda pernah mendengar tentang tawaran unik dan menggoda dari kasir dengan kalimat ajaib “Tebus Murahnya Kak?” Ketika berbelanja di pasar swalayan atau minimarket, mungkin anda pernah mengalami momen ini. Tawaran yang terdengar begitu menggoda dan merangsang rasa ingin tahu. Tapi, apa sebenarnya strategi marketing di balik kalimat sederhana ini? Di balik pesona kata-kata tersebut, tersimpan strategi marketing yang cerdik dan berhasil mengguncang pasar dengan kejutan tak terduga. Mari kita kupas tuntas misteri di balik strategi “Tebus Murahnya Kak?” yang menarik perhatian banyak konsumen dan mengubah cara pandang dalam dunia pemasaran.

Strategi Marketing “Cross Selling”

Strategi marketing cross-selling adalah pendekatan di mana suatu perusahaan atau penjual berusaha untuk mengajak pelanggan untuk membeli produk tambahan atau terkait setelah mereka melakukan pembelian pertama. Tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai transaksi pelanggan dan mengoptimalkan keuntungan dengan menggabungkan penjualan produk yang saling berkaitan.

Dengan tawaran “Tebus Murahnya Kak,” strategi cross-selling dapat menjadi cara yang efektif bagi kasir atau penjual untuk menawarkan produk tambahan atau komplementer kepada pelanggan yang sedang bertransaksi. Misalnya, ketika pelanggan membeli produk utama atau paket tertentu, kasir dapat menyarankan produk tambahan dengan harga istimewa yang dapat “ditebus” dengan pembelian saat itu juga.

Dengan menggunakan strategi marketing cross-selling dalam tawaran “Tebus Murahnya Kak,” perusahaan dapat mendorong pelanggan untuk memperluas pembelian mereka dengan produk lain yang relevan atau menarik, sambil memberikan insentif atau penawaran khusus untuk mendorong pembelian tambahan. Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan nilai transaksi per pelanggan, tetapi juga memperluas kesadaran dan popularitas produk tambahan yang ditawarkan oleh perusahaan. Dengan demikian, strategi marketing cross-selling menjadi metode yang cerdas dalam meningkatkan penjualan dan meningkatkan loyalitas pelanggan.

Tujuan Strategi Marketing “Cross Selling”

1. Meningkatkan Pendapatan

Strategi marketing cross-selling adalah upaya untuk mendorong pelanggan untuk membeli produk tambahan atau terkait selain produk utama yang sedang mereka beli. Dengan menghadirkan penawaran yang relevan dan menarik pada saat pelanggan berada di tahap pembelian, perusahaan dapat meningkatkan nilai transaksi per pelanggan.

Salah satu cara yang efektif dalam menerapkan strategi cross-selling adalah dengan menawarkan produk yang komplementer atau saling melengkapi dari produk utama yang dibeli pelanggan. Misalnya, ketika seorang pelanggan membeli smartphone, perusahaan dapat menawarkan aksesori seperti pelindung layar, casing, atau earphone berkualitas tinggi sebagai produk tambahan. Tawaran tersebut relevan karena berhubungan langsung dengan produk utama yang dibeli pelanggan dan meningkatkan pengalaman pengguna mereka.

Selain itu, strategi cross-selling juga dapat berlaku dalam bentuk paket penawaran. Perusahaan dapat menggabungkan beberapa produk dalam satu paket dengan harga spesial yang lebih menarik dibandingkan membeli produk secara terpisah. Paket ini dapat mencakup produk-produk yang sering dibeli bersama-sama oleh pelanggan, sehingga menawarkan nilai tambah dan insentif bagi mereka untuk memilih paket tersebut.

Selain meningkatkan pendapatan langsung, strategi cross-selling juga memiliki manfaat jangka panjang dalam meningkatkan loyalitas pelanggan. Ketika pelanggan merasa perusahaan memahami dan memenuhi kebutuhan mereka dengan penawaran yang relevan, mereka cenderung merasa lebih dihargai dan puas dengan pengalaman berbelanja. Hal ini dapat mengakibatkan tingkat retensi pelanggan yang lebih tinggi dan peluang untuk mendapatkan pembelian berulang dari pelanggan di masa depan.

Namun, penting bagi perusahaan untuk menjalankan strategi cross-selling dengan tepat. Tawaran tambahan haruslah relevan dan bermanfaat bagi pelanggan, bukan sekadar menggoda untuk meningkatkan penjualan. Transparansi dalam komunikasi juga penting, sehingga pelanggan tidak merasa dipaksa untuk membeli produk tambahan. Dengan pendekatan yang tepat, strategi cross-selling dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan nilai transaksi per pelanggan, meningkatkan pendapatan, dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan.

2. Meningkatkan Profitabilitas

Strategi marketing cross-selling memiliki peran penting dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dengan menghadirkan produk tambahan yang relevan dan menarik kepada pelanggan yang sudah berada di tahap pembelian, perusahaan dapat meningkatkan nilai transaksi tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pemasaran atau akuisisi pelanggan baru.

Produk tambahan yang ditawarkan dalam strategi cross-selling biasanya memiliki marjin keuntungan yang tinggi. Hal ini terjadi karena pelanggan sudah memiliki minat atau kebutuhan terhadap produk tambahan tersebut. Dalam banyak kasus, produk tambahan seringkali merupakan aksesori, perangkat pendukung, atau layanan tambahan yang melengkapi produk utama yang dibeli pelanggan.

Contohnya, ketika seorang pelanggan membeli kamera digital, perusahaan dapat menawarkan lensa tambahan, tas kamera, atau paket perawatan sebagai produk cross-selling. Produk-produk ini cenderung memiliki marjin keuntungan yang lebih besar daripada kamera digital itu sendiri, karena biaya produksi atau akuisisi produk tambahan relatif lebih rendah.

Dengan meningkatkan nilai transaksi melalui strategi cross-selling, perusahaan dapat memperoleh lebih banyak keuntungan dari setiap pelanggan yang berbelanja. Selain itu, strategi ini juga membantu mengoptimalkan pendapatan dari basis pelanggan yang sudah ada, tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk mencari pelanggan baru.

Selain manfaat finansial, strategi cross-selling juga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Ketika perusahaan menawarkan produk tambahan yang relevan dan bermanfaat bagi pelanggan, mereka cenderung merasa lebih dihargai dan puas dengan pengalaman berbelanja. Hal ini dapat berdampak positif pada tingkat retensi pelanggan dan memperkuat hubungan jangka panjang dengan mereka.

Namun, penting untuk menjalankan strategi cross-selling dengan tepat dan etis. Perusahaan harus memastikan bahwa tawaran tambahan benar-benar relevan dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan, bukan sekadar upaya untuk memaksa mereka membeli produk yang tidak dibutuhkan. Dengan pendekatan yang tepat, strategi cross-selling dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan tanpa mengorbankan kepuasan pelanggan.

3. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

Strategi marketing cross-selling juga memiliki tujuan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Ketika perusahaan menawarkan produk tambahan yang relevan dan bermanfaat, pelanggan merasa dihargai dan dipahami kebutuhan serta preferensinya. Hal ini menciptakan pengalaman berbelanja yang positif dan membangun hubungan yang lebih kuat antara perusahaan dan pelanggan.

Pelanggan yang puas dengan pengalaman cross-selling cenderung lebih loyal dan berpotensi kembali berbelanja di masa depan. Mereka merasa bahwa perusahaan benar-benar peduli dan berusaha memberikan solusi yang terbaik untuk kebutuhan mereka. Sebagai hasilnya, pelanggan merasa nyaman untuk kembali mempercayakan kebutuhan mereka kepada perusahaan, daripada mencari alternatif dari pesaing.

Selain itu, strategi marketing cross-selling juga dapat membantu perusahaan meningkatkan retensi pelanggan. Ketika pelanggan merasa mendapatkan nilai tambahan dari pembelian mereka, mereka cenderung lebih puas dan tidak berpindah ke pesaing. Hal ini membantu perusahaan menjaga basis pelanggan yang sudah ada dan mengurangi tingkat churn (tingkat kehilangan pelanggan).

Dalam jangka panjang, meningkatnya loyalitas pelanggan dapat berdampak positif pada pendapatan perusahaan. Pelanggan yang loyal cenderung berbelanja lebih sering, membeli lebih banyak produk, dan bahkan dapat menjadi advokat merek yang membantu mengundang pelanggan baru melalui word-of-mouth positif.

Selain itu, pelanggan yang loyal juga lebih mungkin untuk memberikan umpan balik dan saran yang berharga bagi perusahaan. Ini dapat membantu perusahaan terus meningkatkan produk dan layanan mereka sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan, sehingga menciptakan lingkungan bisnis yang lebih responsif dan adaptif terhadap perubahan pasar.

Dengan fokus pada strategi cross-selling yang mengedepankan kebutuhan pelanggan dan memberikan nilai tambah, perusahaan dapat menciptakan hubungan yang erat dan saling menguntungkan dengan pelanggan. Meningkatkan loyalitas pelanggan bukan hanya tentang peningkatan pendapatan jangka pendek, tetapi juga tentang menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan bisnis berkelanjutan dalam jangka panjang.

4. Memperkuat Hubungan Pelanggan

Strategi marketing cross-selling juga memiliki tujuan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Ketika perusahaan menawarkan produk tambahan yang relevan dan bermanfaat, pelanggan merasa dihargai dan dipahami kebutuhan serta preferensinya. Hal ini menciptakan pengalaman berbelanja yang positif dan membangun hubungan yang lebih kuat antara perusahaan dan pelanggan.

Pelanggan yang puas dengan pengalaman cross-selling cenderung lebih loyal dan berpotensi kembali berbelanja di masa depan. Mereka merasa bahwa perusahaan benar-benar peduli dan berusaha memberikan solusi yang terbaik untuk kebutuhan mereka. Sebagai hasilnya, pelanggan merasa nyaman untuk kembali mempercayakan kebutuhan mereka kepada perusahaan, daripada mencari alternatif dari pesaing.

Selain itu, strategi marketing cross-selling juga dapat membantu perusahaan meningkatkan retensi pelanggan. Ketika pelanggan merasa mendapatkan nilai tambahan dari pembelian mereka, mereka cenderung lebih puas dan tidak berpindah ke pesaing. Hal ini membantu perusahaan menjaga basis pelanggan yang sudah ada dan mengurangi tingkat churn (tingkat kehilangan pelanggan).

Dalam jangka panjang, meningkatnya loyalitas pelanggan dapat berdampak positif pada pendapatan perusahaan. Pelanggan yang loyal cenderung berbelanja lebih sering, membeli lebih banyak produk, dan bahkan dapat menjadi advokat merek yang membantu mengundang pelanggan baru melalui word-of-mouth positif.

Selain itu, pelanggan yang loyal juga lebih mungkin untuk memberikan umpan balik dan saran yang berharga bagi perusahaan. Ini dapat membantu perusahaan terus meningkatkan produk dan layanan mereka sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan, sehingga menciptakan lingkungan bisnis yang lebih responsif dan adaptif terhadap perubahan pasar.

Dengan fokus pada strategi marketing cross-selling yang mengedepankan kebutuhan pelanggan dan memberikan nilai tambah, perusahaan dapat menciptakan hubungan yang erat dan saling menguntungkan dengan pelanggan. Meningkatkan loyalitas pelanggan bukan hanya tentang peningkatan pendapatan jangka pendek, tetapi juga tentang menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan bisnis berkelanjutan dalam jangka panjang.

5. Meningkatkan Kesadaran Produk

meningkatkan kesadaran produk adalah tujuan strategi marketing cross-selling yang tak kalah penting. Dengan menawarkan produk tambahan yang relevan, perusahaan dapat mengekspos pelanggan pada berbagai pilihan produk yang mungkin belum mereka ketahui sebelumnya. Ketika pelanggan mengetahui tentang produk tambahan ini, mereka dapat menjadi lebih tertarik dan cenderung untuk mempertimbangkan pembelian.

Strategi cross-selling dapat menjadi jendela yang efektif bagi perusahaan untuk memperkenalkan produk baru atau kurang populer kepada pelanggan yang telah ada. Dalam banyak kasus, pelanggan sudah memiliki kepercayaan pada merek perusahaan dan merasa nyaman berbelanja di tempat tersebut. Dengan adanya penawaran produk tambahan yang relevan, pelanggan lebih cenderung membuka diri untuk mencoba hal baru yang ditawarkan oleh merek yang mereka percayai.

Selain itu, ketika pelanggan membeli produk tambahan, perusahaan memiliki kesempatan untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang produk tersebut. Ini dapat dilakukan melalui brosur, kartu panduan, atau bahkan interaksi langsung dengan kasir atau petugas penjualan. Dengan memberikan informasi yang komprehensif dan mengedukasi pelanggan tentang produk tambahan, perusahaan dapat membantu pelanggan memahami manfaat dan nilai tambah dari produk tersebut.

Tidak hanya meningkatkan kesadaran produk, strategi cross-selling juga berperan dalam menciptakan keterikatan lebih lanjut dengan pelanggan. Ketika pelanggan merasa bahwa perusahaan memberikan nilai tambah dengan menawarkan produk tambahan yang relevan dan bermanfaat, mereka cenderung merasa lebih dihargai dan dipahami. Hal ini menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih positif dan menyenangkan, sehingga pelanggan merasa puas dengan layanan yang diberikan.

Meningkatkan kesadaran produk melalui strategi marketing cross-selling juga dapat membantu perusahaan untuk mengoptimalkan nilai seumur hidup pelanggan. Dengan mengenalkan produk tambahan kepada pelanggan yang sudah ada, perusahaan dapat meningkatkan nilai transaksi dan frekuensi pembelian dari setiap pelanggan. Hal ini dapat berdampak positif pada pendapatan dan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.

Dalam era digital dan persaingan bisnis yang semakin ketat, meningkatkan kesadaran produk menjadi faktor kunci dalam menjaga relevansi dan pertumbuhan perusahaan. Strategi marketing cross-selling memberikan peluang untuk mencapai tujuan ini dengan mengenalkan produk tambahan kepada pelanggan yang sudah ada, memperluas basis pelanggan potensial, dan menciptakan hubungan yang lebih erat dengan pelanggan. Dengan demikian, meningkatkan kesadaran produk melalui strategi marketing cross-selling merupakan langkah strategis yang penting bagi kesuksesan dan pertumbuhan perusahaan.

6. Meningkatkan Efisiensi Pemasaran

Meningkatkan efisiensi pemasaran adalah manfaat utama dari strategi marketing cross-selling yang tidak boleh diabaikan. Ketika perusahaan memanfaatkan basis pelanggan yang sudah ada, mereka dapat mengurangi beban biaya dan usaha dalam mencari pelanggan baru. Inilah yang membuat strategi marketing cross-selling menjadi pilihan yang cerdas dan ekonomis dalam mencapai tujuan pemasaran.

Dalam pemasaran kepada pelanggan baru, perusahaan harus mengeluarkan usaha besar dalam mengenalkan merek, membangun kepercayaan, dan meyakinkan calon pelanggan tentang nilai produk yang ditawarkan. Namun, dengan strategi cross-selling, perusahaan sudah memiliki kepercayaan dan keterikatan dari pelanggan yang sudah ada. Sebagai hasilnya, proses memperkenalkan produk tambahan menjadi lebih mudah karena pelanggan sudah merasa nyaman dengan merek perusahaan.

Selain mengurangi biaya pemasaran, strategi cross-selling juga dapat meningkatkan efisiensi waktu. Ketika perusahaan fokus pada memanfaatkan basis pelanggan yang sudah ada, mereka dapat lebih cepat mencapai hasil daripada mencari dan mengonversi pelanggan baru. Ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan pendapatan dengan lebih cepat, yang berdampak positif pada kinerja dan pertumbuhan bisnis.

Selain itu, strategi marketing cross-selling dapat membantu perusahaan mengoptimalkan penggunaan sumber daya mereka. Dengan fokus pada peningkatan nilai transaksi dari pelanggan yang sudah ada, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya mereka dengan lebih efektif. Ini berarti mengurangi risiko pemborosan sumber daya dalam usaha mencari pelanggan baru yang mungkin tidak selalu menghasilkan hasil yang diharapkan.

Tidak hanya itu, dengan menerapkan strategi cross-selling dengan baik, perusahaan dapat menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik. Dengan menawarkan produk tambahan yang relevan dan bermanfaat, perusahaan memberikan nilai tambah kepada pelanggan yang sudah ada. Hal ini menciptakan hubungan yang lebih erat dan bermakna dengan pelanggan, yang berarti mereka cenderung merasa lebih puas dan loyal terhadap merek perusahaan.

Dalam kesimpulannya, strategi marketing cross-selling adalah cara yang efisien dan cerdas bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan memperkuat hubungan dengan pelanggan. Dengan mengandalkan basis pelanggan yang sudah ada, perusahaan dapat menghemat biaya dan usaha dalam mencari pelanggan baru, sambil meningkatkan nilai transaksi dan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, strategi cross-selling menjadi kunci dalam mencapai keberhasilan dan pertumbuhan jangka panjang bagi bisnis.

Metode Dalam Strategi Marketing “Cross Selling”

1. Rekomendasi Produk

Metode rekomendasi produk merupakan salah satu pendekatan dalam strategi marketing cross-selling yang bertujuan untuk mendorong pelanggan untuk membeli produk tambahan berdasarkan preferensi dan perilaku pembelian mereka. Dalam metode ini, perusahaan menggunakan data dan analisis konsumen untuk menawarkan produk tambahan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang metode rekomendasi produk dalam strategi marketing cross-selling beserta contohnya:

  1. Analisis Data Pelanggan: Perusahaan mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan, seperti riwayat pembelian, preferensi produk, dan perilaku penelusuran di situs web atau aplikasi. Dari data ini, perusahaan dapat mengidentifikasi pola pembelian dan preferensi pelanggan.

Contoh: Perusahaan menemukan bahwa sebagian besar pelanggan yang membeli kopi sering juga membeli roti sebagai camilan. Dari analisis ini, perusahaan dapat merekomendasikan paket kopi dan roti sebagai produk tambahan.

  1. Rekomendasi Produk Berbasis Riwayat Pembelian: Ketika pelanggan sedang berbelanja online atau di gerai fisik, perusahaan dapat menampilkan rekomendasi produk tambahan berdasarkan riwayat pembelian mereka. Rekomendasi ini muncul sebagai saran produk yang relevan dengan item yang sedang dilihat atau dibeli oleh pelanggan.

Contoh: Saat pelanggan sedang menambahkan laptop ke keranjang belanja online, sistem otomatis menampilkan rekomendasi untuk tas laptop, mouse, atau perangkat aksesori lainnya.

  1. Rekomendasi Produk Berbasis Pilihan Lain Pelanggan: Metode ini mencatat preferensi atau pilihan produk dari pelanggan lain yang memiliki profil serupa. Dengan demikian, perusahaan dapat menawarkan produk tambahan yang populer di antara pelanggan dengan karakteristik yang serupa.

Contoh: Jika banyak pelanggan dengan minat dalam kategori mode membeli sepatu tertentu, sistem dapat merekomendasikan produk pakaian atau aksesori lain yang sering dibeli bersama sepatu tersebut.

  1. Rekomendasi Produk Berbasis Kategori atau Tema: Perusahaan dapat mengelompokkan produk ke dalam kategori atau tema tertentu dan menawarkan rekomendasi produk tambahan berdasarkan kategori atau tema tersebut.

Contoh: Dalam periode liburan, perusahaan dapat mengelompokkan produk menjadi “Hadiah Natal Terpopuler” dan menampilkan rekomendasi produk tambahan untuk memberikan inspirasi belanja Natal kepada pelanggan.

Melalui metode rekomendasi produk, perusahaan dapat menyajikan pilihan produk tambahan yang sesuai dengan preferensi pelanggan, sehingga meningkatkan kemungkinan pelanggan untuk membeli lebih dari satu item. Hal ini tidak hanya meningkatkan nilai transaksi per pelanggan tetapi juga meningkatkan kepuasan dan keterlibatan pelanggan dengan merek, karena mereka merasa diperlakukan secara pribadi dan mendapatkan rekomendasi yang relevan dengan kebutuhan mereka.

2. Diskon Tambahan

Metode diskon tambahan adalah salah satu pendekatan dalam strategi marketing cross-selling yang menggabungkan penawaran diskon atau potongan harga untuk produk tambahan dengan pembelian produk utama. Tujuannya adalah mendorong pelanggan untuk membeli lebih dari satu item dengan menawarkan insentif berupa diskon atau penawaran khusus.

Berikut penjelasan lebih detail tentang metode diskon tambahan dalam strategi marketing cross-selling beserta contohnya:

  1. Diskon Tambahan untuk Produk Tambahan: Dalam metode ini, perusahaan menawarkan diskon atau potongan harga khusus untuk produk tambahan ketika pelanggan membeli produk utama. Diskon tambahan ini berfungsi sebagai insentif untuk mendorong pelanggan agar tertarik membeli produk tambahan sebagai pelengkap atau peningkatan nilai dari pembelian mereka.

Contoh: Saat pelanggan membeli kamera DSLR, perusahaan menawarkan diskon 20% untuk pembelian tas kamera dan lensa tambahan jika dibeli bersamaan dengan kamera tersebut.

  1. Diskon Berjenjang: Metode ini melibatkan penawaran diskon berdasarkan jumlah produk tambahan yang dibeli oleh pelanggan. Semakin banyak produk tambahan yang dibeli, semakin besar diskon yang diberikan.

Contoh: Pelanggan mendapatkan diskon 10% untuk pembelian satu produk tambahan, diskon 20% untuk pembelian dua produk tambahan, dan diskon 30% untuk pembelian tiga atau lebih produk tambahan.

  1. Diskon Bundle atau Paket: Perusahaan menciptakan paket produk yang terkait dan menawarkan diskon khusus untuk pembelian paket ini. Strategi ini memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak produk sekaligus.

Contoh: Perusahaan menyusun paket “Hemat Serba Bisa” yang terdiri dari blender, mixer, dan juicer, dan menawarkan diskon 15% untuk pembelian paket ini.

  1. Diskon Cross-Category: Metode ini menggabungkan produk dari kategori yang berbeda dan menawarkan diskon untuk pembelian produk dari kedua kategori tersebut.

Contoh: Perusahaan menawarkan diskon 10% untuk pembelian produk dari kategori pakaian dan diskon 20% untuk pembelian produk dari kategori alas kaki jika dibeli bersamaan.

Melalui metode diskon tambahan dalam strategi marketing cross-selling, perusahaan dapat mendorong pelanggan untuk membeli lebih banyak produk, meningkatkan nilai transaksi, dan menciptakan peluang bagi pelanggan untuk mencoba produk tambahan yang relevan. Dengan memberikan insentif berupa diskon, perusahaan menciptakan dorongan positif bagi pelanggan untuk menjelajahi produk tambahan dan meningkatkan kepuasan mereka dengan pengalaman berbelanja.

3. Penawaran Terbatas

Metode penawaran terbatas merupakan salah satu pendekatan dalam strategi marketing cross-selling yang efektif. Dalam metode ini, perusahaan menawarkan produk tambahan atau layanan khusus kepada pelanggan dengan batasan waktu atau kuantitas tertentu. Tujuan utamanya adalah mendorong pelanggan untuk segera mengambil keputusan pembelian, sehingga meningkatkan tingkat konversi dan menghasilkan penjualan tambahan.

Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang metode penawaran terbatas dalam strategi marketing cross-selling:

  1. Membatasi Waktu: Dalam metode ini, perusahaan memberikan penawaran khusus kepada pelanggan dengan batasan waktu tertentu. Misalnya, perusahaan dapat memberikan diskon khusus atau paket tambahan yang hanya berlaku selama akhir pekan, seminggu, atau bulan tertentu. Dengan batasan waktu ini, pelanggan merasa mendapatkan kesempatan yang terbatas dan diharuskan untuk segera mengambil keputusan pembelian agar tidak melewatkan penawaran tersebut.

Contoh: “Dapatkan diskon 20% untuk setiap pembelian menu utama, hanya berlaku untuk 3 hari mulai tanggal 15 hingga 17 Juli!”

  1. Membatasi Kuantitas: Perusahaan juga dapat membatasi jumlah produk atau layanan yang ditawarkan dengan harga khusus. Strategi ini mendorong pelanggan untuk segera mengambil tindakan karena produk atau layanan yang terbatas mungkin akan segera habis.

Contoh: “Hanya tersedia untuk 50 pelanggan pertama! Dapatkan paket merchandise eksklusif dengan setiap pembelian produk senilai 500 ribu rupiah.”

  1. Membatasi Target Pelanggan: Penawaran terbatas dapat ditujukan hanya untuk segmen atau kelompok pelanggan tertentu. Misalnya, perusahaan dapat menawarkan produk tambahan atau layanan eksklusif kepada pelanggan yang telah berlangganan newsletter atau menjadi anggota program loyalitas.

Contoh: “Spesial untuk member VIP! Nikmati potongan harga 30% untuk layanan premium kami dengan kode promo khusus.”

  1. Membatasi Jangkauan Geografis: Penawaran terbatas juga dapat diberlakukan untuk wilayah atau lokasi tertentu. Hal ini dapat menjadi strategi efektif jika perusahaan ingin memperkenalkan produk tambahan kepada pelanggan di area tertentu.

Contoh: “Hanya berlaku untuk gerai kami di Jakarta Selatan! Dapatkan hadiah eksklusif dengan setiap pembelian menu spesial.”

Dengan menerapkan metode penawaran terbatas dalam strategi marketing cross-selling, perusahaan dapat menciptakan sense of urgency bagi pelanggan untuk segera mengambil tindakan pembelian. Ini membantu meningkatkan tingkat konversi, memperluas penjualan, dan secara keseluruhan meningkatkan keuntungan perusahaan. Selain itu, metode ini juga dapat membantu meningkatkan interaksi dan keterlibatan pelanggan dengan merek, karena mereka merasa diberikan kesempatan eksklusif yang tidak semua orang dapat nikmati.

Kekurangan Strategi Marketing “Cross Selling”

Meskipun strategi marketing cross-selling memiliki banyak keuntungan, namun ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Beberapa kekurangan strategi cross-selling antara lain:

  1. Persepsi Penjualan Paksa: Jika tidak dilakukan dengan hati-hati, strategi marketing cross-selling dapat membuat pelanggan merasa ditekan atau dipaksa untuk membeli produk tambahan yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Hal ini dapat merugikan citra merek dan mengurangi kepuasan pelanggan.
  2. Mengalihkan Fokus dari Produk Utama: Ketika perusahaan terlalu fokus pada upaya strategi marketing cross-selling, ada risiko mengalihkan perhatian dari produk utama yang seharusnya menjadi fokus utama pemasaran. Akibatnya, kualitas dan promosi produk utama dapat terabaikan.
  3. Ketidakcocokan Produk Tambahan: Jika produk tambahan yang ditawarkan tidak relevan dengan produk utama atau tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan, strategi marketing cross-selling dapat dianggap tidak efektif dan mengganggu pengalaman pelanggan.
  4. Pengelolaan Data Pelanggan yang Rumit: Implementasi strategi cross-selling membutuhkan manajemen data pelanggan yang baik, terutama jika perusahaan ingin menawarkan produk tambahan berdasarkan preferensi dan riwayat pembelian pelanggan. Pengelolaan data yang rumit bisa menjadi tantangan tersendiri.
  5. Kemungkinan Over-Selling: Terlalu agresif dalam strategi cross-selling dapat menyebabkan over-selling, di mana pelanggan merasa terlalu ditekan untuk membeli produk tambahan dan akhirnya mengalami kejenuhan atau kehilangan kepercayaan pada merek.
  6. Kompleksitas Proses Penjualan: Jika terlalu banyak pilihan produk tambahan yang ditawarkan, pelanggan dapat merasa bingung dan kesulitan dalam mengambil keputusan. Hal ini dapat menyebabkan frustrasi dan akhirnya pelanggan bisa kehilangan minat untuk membeli.
  7. Biaya Promosi dan Pelatihan: Implementasi strategi cross-selling memerlukan biaya tambahan untuk promosi dan pelatihan staf. Jika tidak dikelola dengan efisien, biaya tambahan ini dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, perusahaan perlu mendekati strategi marketing cross-selling dengan hati-hati dan memastikan bahwa produk tambahan yang ditawarkan relevan, diinginkan, dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Selain itu, perusahaan juga harus tetap menjaga fokus pada produk utama dan memastikan bahwa pelanggan merasa dihargai dan tidak dipaksa dalam proses penjualan. Dengan pendekatan yang tepat, strategi marketing cross-selling dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan penjualan dan kepuasan pelanggan.

Contoh Brand Yang Menggunakan Strategi Marketing Cross Selling

Banyak brand yang telah berhasil menggunakan strategi marketing cross-selling untuk meningkatkan penjualan dan kepuasan pelanggan. Beberapa contoh brand yang mengadopsi strategi marketing cross-selling antara lain:

  1. Amazon: Salah satu contoh paling terkenal dari strategi cross-selling adalah yang dilakukan oleh Amazon. Ketika pelanggan melihat produk tertentu, Amazon akan menampilkan rekomendasi produk lain yang relevan atau sering dibeli bersamaan dengan produk tersebut. Misalnya, jika Anda sedang melihat smartphone, Amazon akan menampilkan aksesori seperti case atau earphone yang sesuai.
  2. McDonald’s: Restoran cepat saji ini juga menerapkan strategi cross-selling dengan menawarkan paket menu yang berisi makanan, minuman, dan camilan dalam satu paket. Selain itu, ketika pelanggan memesan menu tertentu, mereka juga sering ditawarkan untuk menambahkan minuman atau camilan dengan harga yang lebih terjangkau.
  3. Apple: Apple juga menggunakan strategi cross-selling dengan menawarkan aksesori tambahan seperti earphone, kabel charger, dan case untuk produk mereka seperti iPhone, iPad, dan MacBook.
  4. Sephora: Retailer kosmetik Sephora seringkali menawarkan produk tambahan seperti skincare atau aksesori makeup ketika pelanggan membeli produk kosmetik tertentu. Mereka juga memiliki program loyalitas dengan memberikan sampel produk gratis ketika pelanggan berbelanja.
  5. Starbucks: Saat pelanggan memesan minuman di Starbucks, mereka seringkali ditawarkan untuk menambahkan camilan atau kue sebagai cross-sell.
  6. Spotify: Platform streaming musik ini menggunakan strategi cross-selling dengan menawarkan paket berlangganan keluarga yang memungkinkan beberapa anggota keluarga untuk mengakses layanan premium dengan harga yang lebih terjangkau.
  7. Zalora: E-commerce fashion ini menawarkan produk tambahan seperti aksesoris, sepatu, dan tas yang sesuai dengan pakaian yang dibeli oleh pelanggan.

Strategi marketing cross-selling telah terbukti menjadi cara yang efektif bagi brand untuk meningkatkan penjualan, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan memberikan nilai tambah kepada konsumen. Dengan memahami preferensi dan kebutuhan pelanggan, brand dapat menawarkan produk tambahan yang relevan dan bermanfaat, sehingga menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Kesimpulan

Dalam artikel ini kamim membahas mengenai strategi marketing cross selling yang biasa digunakan oleh brand-brand ternama. Namun, biasanya contoh paling mudah anda bisa temui adalah di supermarket seperti Indomaret atau Alfamart. Dalam artikel ini kamu bisa mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari strategi marketing cross selling tersebut. Namun balik lagi bahwa setiap strategi marketing bisa disesuaikan dengan kebutuhan serta tujuan yang ingin kamu capai. Strategi marketing cross selling bisa kamu terapkan dalam bisnis kamu untuk meningkatkan penjualan. Namun jika kamu masih belum bisa menerapkan strategi marketing dengan baik kamu juga bisa menggunakan jasa agency advertising profesional seperti Bithour Production.

Kami memiliki tim ahli yang siap membantu kamu dalam meningkatkan kinerja strategi pemasaran brand kamu dengan lebih efektif menggunakan strategi pemasaran terbaru. Selain itu, tim ahli kami juga dapat memberikan feedback atau masukan yang dapat kamu terapkan pada strategi marketing brand kamu. Untuk itu, jika kamu tertarik untuk menggunakan jasa kami, segera hubungi kami sekarang melalui link yang ada disini, atau kamu juga dapat mengunjungi website resmi di bithourproduction.com kami untuk dapat mengetahui lebih lanjut informasi mengenai layanan kami.

Sumber Gambar:

  1. Photo by Arturo Rey on Unsplash
  2. Photo by Jacek Dylag on Unsplash


What’s your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
cross selling MArketing strategi marketing strategi marketing cross selling strategi pemasaran
By Hani Subakti

Give us your Reaction!

book

BRAND'S IN 2024 (How to Ride the HottesT Trend)

Bikin campaign sampai burn out? Kelas ini jawaban buat lo! Speaker yang expert as BM dengan pengalaman 7 tahun di 3 idustri berbeda. Dapatkan diskon 50% yang akan kita kirim ke email lo (Free 3 pdf marketing hacks)