5 Kesalahan Umum Marketing Manager dalam Membangun Hubungan dengan Stakeholder

5 Kesalahan Umum Marketing Manager dalam Membangun Hubungan dengan Stakeholder

Oct-1-2024

Admin

Menjalin hubungan dengan stakeholder merupakan aspek penting bagi keberhasilan bisnis. Sebagai seorang marketing manager, Anda harus mampu membangun koneksi yang baik dengan berbagai pihak, termasuk pelanggan, investor, dan mitra bisnis. Namun, banyak yang masih melakukan kesalahan dalam menjaga hubungan ini, yang berdampak pada reputasi dan pertumbuhan perusahaan.

Dalam artikel ini kami telah merangkum beberapa kesalahan umum yang dilakukan dalam membangun hubungan dengan stakeholder. Jika Anda ingin tahu apa saja kesalahan tersebut mari simak penjelasannya berikut ini.

Digital Agency Marketing

Apa Itu Stakeholder

Stakeholder adalah individu, kelompok, atau organisasi yang memiliki kepentingan atau keterlibatan langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan bisnis suatu perusahaan. Mereka dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh kebijakan, tindakan, dan hasil yang dihasilkan oleh perusahaan. Stakeholder meliputi berbagai pihak, seperti pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, serta masyarakat umum yang terkena dampak dari operasional perusahaan.

Secara umum, stakeholder dibagi menjadi dua jenis: internal dan eksternal. Stakeholder internal mencakup karyawan dan manajemen yang terlibat langsung dalam operasional perusahaan, sementara stakeholder eksternal mencakup pihak di luar perusahaan, seperti pelanggan, pemasok, pemerintah, dan komunitas lokal. Kedua jenis stakeholder ini memiliki peran penting dalam memastikan keberlangsungan dan kesuksesan bisnis.

Hubungan yang baik dengan stakeholder sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang perusahaan. Stakeholder tidak hanya memberikan dukungan finansial atau operasional, tetapi juga memengaruhi citra dan reputasi perusahaan di mata publik. Oleh karena itu, menjaga komunikasi yang terbuka dan transparan dengan stakeholder adalah kunci untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.

Fungsi Stakeholder untuk Bisnis

Berikut beberapa fungsi dari stakeholder untuk bisnis yang sudah kami rangkum untuk Anda:

1. Memberikan Umpan Balik

Fungsi pertama stakeholder bagi bisnis adalah memberikan umpan balik, yang sangat penting untuk perkembangan perusahaan. Stakeholder, terutama pelanggan, sering kali memberikan masukan yang berharga mengenai produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Umpan balik ini dapat berupa kritik, saran, atau pujian, yang semuanya membantu perusahaan dalam mengevaluasi kualitas dan kinerja mereka di pasar. Melalui umpan balik ini, perusahaan bisa memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggan, sehingga bisa meningkatkan kualitas layanan atau produk mereka.

Selain dari pelanggan, umpan balik juga bisa datang dari stakeholder lain, seperti karyawan atau pemasok. Karyawan, sebagai stakeholder internal, sering memiliki wawasan yang mendalam tentang operasional perusahaan dan bisa memberikan masukan tentang proses internal yang perlu diperbaiki. Pemasok juga bisa memberikan pandangan tentang cara meningkatkan efisiensi rantai pasokan atau cara bekerja sama yang lebih baik. Dengan mendengarkan berbagai umpan balik ini, perusahaan dapat melakukan penyesuaian yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi mereka.

Lebih dari sekadar kritik dan saran, umpan balik dari stakeholder juga membantu perusahaan dalam menghadapi perubahan pasar yang dinamis. Dengan mendengarkan umpan balik secara kontinu, perusahaan dapat lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan atau tren pasar, sehingga tetap kompetitif. Oleh karena itu, menjaga komunikasi yang baik dengan stakeholder dan aktif mencari umpan balik menjadi langkah penting dalam membangun bisnis yang kuat dan responsif terhadap pasar.

2. Mendukung Keuangan

Fungsi stakeholder yang kedua bagi bisnis adalah mendukung keuangan, terutama melalui peran investor atau pemegang saham. Investor sebagai stakeholder memberikan suntikan dana yang penting untuk pengembangan dan ekspansi perusahaan. Dukungan finansial ini membantu perusahaan memperkuat modal kerja, mengembangkan produk baru, atau memperluas operasi bisnis. Tanpa dukungan keuangan dari stakeholder, perusahaan mungkin kesulitan untuk tumbuh dan bersaing di pasar.

Selain itu, pemegang saham juga memainkan peran penting dalam stabilitas finansial perusahaan. Melalui investasi mereka, perusahaan mendapatkan akses ke modal yang lebih besar, yang memungkinkan perusahaan melakukan investasi jangka panjang, seperti pembelian aset atau riset dan pengembangan (R&D). Dalam banyak kasus, stakeholder keuangan ini juga memberikan kepercayaan pasar kepada perusahaan, yang berdampak positif pada harga saham dan nilai perusahaan di mata publik.

Dukungan keuangan dari stakeholder tidak hanya terbatas pada pemegang saham atau investor, tetapi juga bisa datang dari mitra bisnis atau lembaga keuangan. Misalnya, pemasok yang menawarkan kredit atau mitra yang bersedia berinvestasi dalam proyek bersama dapat membantu memperkuat arus kas perusahaan. Dengan dukungan keuangan yang kuat dari berbagai stakeholder, perusahaan memiliki fondasi yang lebih kokoh untuk bertumbuh dan menghadapi tantangan keuangan yang mungkin muncul di masa depan.

3. Meningkatkan Reputasi

Fungsi stakeholder yang ketiga bagi bisnis adalah meningkatkan reputasi perusahaan. Stakeholder, seperti pelanggan, media, dan komunitas, memainkan peran penting dalam membentuk persepsi publik terhadap perusahaan. Ketika stakeholder merasa puas dengan produk, layanan, atau etika bisnis perusahaan, mereka cenderung menyebarkan opini positif yang dapat memperkuat citra perusahaan di mata masyarakat. Reputasi yang baik ini akan mempermudah perusahaan untuk menarik pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang ada, dan membangun kepercayaan di pasar.

Selain itu, stakeholder internal seperti karyawan juga memiliki pengaruh besar terhadap reputasi perusahaan. Karyawan yang merasa dihargai dan puas dengan lingkungan kerja mereka cenderung menjadi duta merek yang positif, baik di dalam maupun di luar perusahaan. Mereka dapat berbagi pengalaman positif dengan orang lain, yang secara tidak langsung mempromosikan citra perusahaan. Reputasi yang baik di kalangan karyawan juga membantu perusahaan dalam menarik talenta terbaik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi.

Di sisi lain, komunitas lokal dan pemerintah sebagai stakeholder eksternal juga dapat meningkatkan reputasi perusahaan melalui dukungan sosial dan pengakuan. Perusahaan yang aktif terlibat dalam kegiatan sosial, lingkungan, atau memiliki tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang baik sering kali mendapat apresiasi dari masyarakat dan pemerintah. Apresiasi ini tidak hanya meningkatkan citra perusahaan, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih erat dengan berbagai pihak, yang akan mendukung pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

4. Mengurangi Risiko

Fungsi stakeholder yang keempat bagi bisnis adalah mengurangi risiko. Stakeholder, terutama karyawan dan manajemen, dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi potensi risiko sejak dini. Karena mereka terlibat langsung dalam operasional sehari-hari, karyawan sering kali memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang proses internal dan potensi masalah yang mungkin muncul. Dengan memberikan umpan balik secara proaktif dan mengkomunikasikan risiko yang terdeteksi, karyawan membantu perusahaan mengambil tindakan pencegahan sebelum masalah tersebut berkembang menjadi ancaman serius bagi bisnis.

Selain stakeholder internal, stakeholder eksternal seperti pemasok, mitra bisnis, atau konsultan juga berperan dalam mengurangi risiko. Misalnya, pemasok yang berpengalaman dapat memberikan informasi terkait dengan fluktuasi harga bahan baku atau potensi gangguan rantai pasokan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengambil langkah mitigasi yang tepat, seperti melakukan diversifikasi sumber bahan baku atau menyiapkan stok tambahan. Mitra bisnis, terutama dalam kerja sama strategis, juga dapat membantu perusahaan berbagi risiko, sehingga dampak dari potensi kerugian lebih terdistribusi dan tidak terlalu memberatkan perusahaan secara keseluruhan.

Stakeholder eksternal lainnya, seperti regulator atau pemerintah, juga memainkan peran penting dalam mengurangi risiko kepatuhan hukum. Dengan mengikuti regulasi yang berlaku dan menjaga hubungan baik dengan pihak berwenang, perusahaan dapat menghindari denda atau sanksi yang merugikan. Selain itu, dengan adanya keterlibatan stakeholder ini, perusahaan lebih siap dalam menghadapi perubahan kebijakan yang dapat berdampak pada operasi bisnis, sehingga dapat lebih luwes dalam menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

5. Mempercepat Inovasi

Fungsi stakeholder yang kelima bagi bisnis adalah mempercepat inovasi, yang merupakan faktor kunci untuk mempertahankan daya saing di pasar. Stakeholder, seperti pelanggan, sering kali memberikan masukan langsung mengenai kebutuhan dan harapan mereka terhadap produk atau layanan. Melalui umpan balik ini, perusahaan dapat mengidentifikasi tren baru dan peluang untuk melakukan inovasi. Misalnya, jika pelanggan menginginkan fitur baru atau peningkatan kualitas pada produk tertentu, perusahaan dapat merespons dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan tetap relevan di pasar.

Selain itu, karyawan sebagai stakeholder internal juga memainkan peran penting dalam mempercepat inovasi. Karyawan yang berada di garis depan operasional perusahaan sering kali memiliki ide-ide kreatif tentang bagaimana meningkatkan proses, produk, atau layanan yang ada. Dengan menciptakan budaya kerja yang mendukung inovasi dan kolaborasi, perusahaan dapat memanfaatkan ide-ide dari karyawan untuk melakukan perubahan yang signifikan. Inovasi yang berasal dari internal ini sering kali lebih cepat diimplementasikan karena melibatkan orang-orang yang sudah memahami operasional dan tantangan yang dihadapi perusahaan.

Tak kalah penting, mitra bisnis, pemasok, dan stakeholder eksternal lainnya juga dapat berkontribusi pada percepatan inovasi. Dengan menjalin kerja sama strategis dengan mitra yang memiliki teknologi atau sumber daya baru, perusahaan bisa mengembangkan produk atau layanan inovatif lebih cepat daripada jika dilakukan sendiri. Selain itu, pemasok dapat memberikan akses ke material atau teknologi terbaru yang memungkinkan perusahaan untuk berinovasi secara lebih efektif. Kolaborasi ini membantu perusahaan mempercepat siklus inovasi dan meraih keunggulan kompetitif di industri.

Kesalahan Membangun Hubungan dengan Stakeholder

Berikut beberapa kesalahan dalam membangun hubungan dengan stakeholder yang sudah kami rangkum untuk Anda:

Digital Agency Marketing

1. Kurangnya Komunikasi

Kesalahan pertama dalam membangun hubungan dengan stakeholder adalah kurangnya komunikasi. Komunikasi yang buruk atau tidak memadai dapat menimbulkan kesalahpahaman antara perusahaan dan stakeholder. Ketika perusahaan gagal memberikan informasi yang jelas dan tepat waktu, stakeholder, seperti pelanggan, karyawan, atau investor, mungkin merasa diabaikan atau tidak penting. Hal ini bisa menyebabkan ketidakpuasan dan berujung pada hubungan yang tidak harmonis, yang berpotensi merusak citra perusahaan.

Selain itu, kurangnya komunikasi juga dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang berguna dari stakeholder. Stakeholder sering kali memiliki wawasan berharga yang bisa membantu perusahaan meningkatkan kinerja dan mengatasi masalah. Jika komunikasi yang terbuka dan transparan tidak dijaga, perusahaan kehilangan peluang untuk berinovasi atau memperbaiki diri berdasarkan masukan dari stakeholder. Hal ini bisa membuat perusahaan tertinggal dari kompetitor yang lebih responsif terhadap saran atau keluhan stakeholder mereka.

Lebih jauh lagi, kurangnya komunikasi dapat memperlemah rasa kepercayaan dan keterlibatan stakeholder. Kepercayaan adalah elemen penting dalam hubungan bisnis yang baik, dan tanpa komunikasi yang baik, kepercayaan tersebut sulit untuk dibangun. Stakeholder mungkin merasa ragu-ragu dalam mendukung keputusan atau kebijakan perusahaan jika mereka tidak diberi penjelasan yang cukup. Oleh karena itu, menjaga komunikasi yang konsisten, jelas, dan transparan sangat penting untuk menciptakan hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan stakeholder.

2. Mengabaikan Umpan Balik

Kesalahan kedua dalam membangun hubungan dengan stakeholder adalah mengabaikan umpan balik. Umpan balik dari stakeholder, seperti pelanggan, karyawan, atau mitra bisnis, sangat penting untuk perbaikan dan perkembangan perusahaan. Ketika perusahaan tidak mendengarkan atau bahkan mengabaikan masukan yang diberikan, mereka kehilangan peluang berharga untuk meningkatkan kualitas produk, layanan, atau proses bisnis. Mengabaikan umpan balik ini dapat membuat stakeholder merasa tidak dihargai, yang bisa merusak hubungan dan menurunkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.

Selain itu, mengabaikan umpan balik dapat mengakibatkan perusahaan terjebak dalam masalah yang seharusnya bisa dicegah. Banyak masalah yang dihadapi perusahaan sering kali pertama kali diidentifikasi oleh stakeholder, terutama pelanggan dan karyawan. Dengan tidak memperhatikan masukan tersebut, perusahaan mungkin gagal menyelesaikan masalah pada tahap awal, sehingga masalah tersebut bisa tumbuh menjadi lebih besar dan lebih sulit diatasi. Akibatnya, reputasi perusahaan bisa terganggu dan kepercayaan stakeholder akan menurun.

Mengabaikan umpan balik juga dapat memperlambat inovasi dan adaptasi perusahaan terhadap perubahan pasar. Stakeholder sering kali menjadi sumber ide dan inspirasi untuk inovasi baru, baik itu dalam bentuk produk, layanan, atau cara kerja yang lebih efisien. Ketika perusahaan menolak untuk mendengarkan masukan dari stakeholder, mereka kehilangan peluang untuk berkembang dan beradaptasi sesuai dengan kebutuhan pasar yang dinamis. Oleh karena itu, mendengarkan dan merespons umpan balik dengan serius adalah langkah penting untuk mempertahankan hubungan yang kuat dan memastikan kesuksesan jangka panjang perusahaan.

3. Fokus pada Keuntungan Semata

Kesalahan ketiga dalam membangun hubungan dengan stakeholder adalah fokus pada keuntungan semata. Banyak perusahaan terjebak dalam pola pikir bahwa tujuan utama mereka hanya untuk memaksimalkan profit, tanpa mempertimbangkan dampak dari tindakan mereka terhadap stakeholder lainnya. Ketika perusahaan hanya mementingkan keuntungan jangka pendek, mereka sering kali mengabaikan kebutuhan dan harapan stakeholder, seperti pelanggan, karyawan, dan komunitas. Hal ini dapat menciptakan ketidakpuasan dan merusak hubungan yang telah dibangun dengan baik, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada kinerja bisnis dalam jangka panjang.

Selain itu, fokus pada keuntungan semata dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak etis. Perusahaan yang mengutamakan profitabilitas di atas segalanya mungkin terlibat dalam praktik-praktik bisnis yang merugikan, seperti pengurangan kualitas produk, pemotongan biaya yang ekstrem, atau bahkan eksploitasi karyawan. Ketika stakeholder menyadari bahwa perusahaan tidak bertindak dengan integritas, kepercayaan mereka akan hilang. Kepercayaan adalah fondasi dari hubungan yang baik, dan hilangnya kepercayaan dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh dari keputusan jangka pendek.

Akhirnya, pendekatan ini juga dapat menghalangi inovasi dan kolaborasi yang berkelanjutan. Stakeholder yang merasa diabaikan atau diperlakukan hanya sebagai sumber keuntungan akan cenderung menarik diri dari hubungan dengan perusahaan. Ini mengakibatkan hilangnya potensi kolaborasi yang bisa mempercepat inovasi dan meningkatkan nilai jangka panjang. Untuk membangun hubungan yang sehat dengan stakeholder, perusahaan perlu mengadopsi pendekatan yang lebih seimbang, di mana kepentingan finansial tidak menjadi satu-satunya fokus, melainkan bagian dari strategi yang lebih luas yang mempertimbangkan kebutuhan dan harapan semua pihak terkait.

4. Minimnya Transparansi

Kesalahan keempat dalam membangun hubungan dengan stakeholder adalah minimnya transparansi. Ketika perusahaan tidak bersikap terbuka mengenai kebijakan, keputusan, dan informasi penting lainnya, hal ini dapat menyebabkan munculnya ketidakpercayaan di antara stakeholder. Stakeholder, termasuk pelanggan, karyawan, dan investor, berhak mendapatkan informasi yang jelas dan jujur tentang operasi dan kinerja perusahaan. Tanpa transparansi, mereka mungkin merasa diabaikan atau bahkan curiga terhadap niat perusahaan, yang dapat merusak hubungan dan menciptakan ketidakpuasan.

Minimnya transparansi juga dapat mengakibatkan kesalahpahaman dan konflik. Jika stakeholder tidak memiliki akses yang cukup terhadap informasi, mereka bisa saja membuat asumsi yang salah tentang tindakan atau strategi perusahaan. Misalnya, jika perusahaan mengalami penurunan kinerja namun tidak menjelaskan alasannya kepada stakeholder, mereka mungkin menganggap bahwa perusahaan tidak mampu mengelola operasional dengan baik. Ketidakjelasan ini bisa menimbulkan ketidakpastian yang berpotensi memicu ketidakpuasan dan menyebabkan hilangnya dukungan dari stakeholder.

Lebih jauh lagi, kurangnya transparansi dapat menghambat inovasi dan kolaborasi. Stakeholder yang merasa tidak diperhatikan atau diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan cenderung menarik diri dari hubungan dengan perusahaan. Hal ini menghilangkan kesempatan bagi perusahaan untuk mendapatkan ide-ide inovatif dan masukan yang berharga dari stakeholder.

5. Tidak Melibatkan Stakeholder

Kesalahan kelima dalam membangun hubungan dengan stakeholder adalah tidak melibatkan stakeholder dalam proses pengambilan keputusan. Ketika perusahaan tidak mengikutsertakan stakeholder dalam proses yang berkaitan dengan mereka, hal ini dapat menimbulkan perasaan terasing dan ketidakpuasan. Stakeholder, seperti pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis, memiliki perspektif dan pengetahuan yang berharga yang bisa memberikan wawasan penting untuk pengembangan strategi. Mengabaikan mereka dalam pengambilan keputusan dapat membuat perusahaan kehilangan kesempatan untuk mengidentifikasi dan menangani masalah yang relevan sebelum menjadi lebih besar.

Selain itu, tidak melibatkan stakeholder dalam proses bisnis dapat mengurangi rasa kepemilikan dan tanggung jawab mereka terhadap perusahaan. Ketika stakeholder merasa bahwa suara mereka tidak didengar atau bahwa mereka tidak memiliki peran dalam keputusan yang diambil, mereka mungkin kehilangan motivasi untuk berkontribusi secara positif. Misalnya, karyawan yang tidak merasa dilibatkan dalam perubahan strategis atau kebijakan perusahaan dapat merasa tidak puas dan kurang berkomitmen, yang akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas dan kinerja tim secara keseluruhan.

Lebih jauh lagi, keterlibatan stakeholder adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Dengan melibatkan mereka dalam diskusi dan proses pengambilan keputusan, perusahaan dapat membangun rasa kepercayaan dan keterikatan yang kuat. Keterlibatan ini tidak hanya membantu perusahaan mendapatkan dukungan yang lebih besar dari stakeholder, tetapi juga menciptakan budaya kolaboratif yang mendorong inovasi dan adaptasi.

Jika Anda merasa kesulitan dalam membangun hubungan yang baik dengan stakeholder, Anda dapat mempercayakan tugas ini kepada Bithour Production, sebuah agency marketing yang berpengalaman dalam membantu bisnis mengelola komunikasi dan strategi pemasaran mereka. Bithour Production memahami pentingnya peran stakeholder dan dapat membantu Anda menjalin hubungan yang lebih baik dengan mereka.

Dengan tim yang profesional dan strategi yang terbukti efektif, Bithour Production siap membantu perusahaan Anda tumbuh lebih besar dan lebih kuat. Anda tertarik? Jangan ragu untuk hubungi kami sekarang melalui link yang ada di sini. Selain itu, Anda juga bisa temukan rahasia sukses strategi marketing dari brand ternama di Instagram FBTV. Klik untuk Mulai Cari Tahu!

Digital Agency Marketing
What’s your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
hubungan stakeholder dalam bisnis kesalahan dalam hubungan stakeholder manfaat stakeholder Membangun Hubungan dengan Stakeholder stakeholder
By Admin

Saya seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi yang sedang mendalami bidang digital marketing, serta memiliki keahlian dalam menulis berbagai berbagai jenis konten di berbagai media sosial

Give us your Reaction!

book

BRAND'S IN 2024 (How to Ride the HottesT Trend)

Bikin campaign sampai burn out? Kelas ini jawaban buat lo! Speaker yang expert as BM dengan pengalaman 7 tahun di 3 idustri berbeda. Dapatkan diskon 50% yang akan kita kirim ke email lo (Free 3 pdf marketing hacks)